Minggu, 04 Oktober 2015

JANGAN TERKECOH DENGAN TULISAN “LOW” PADA PRODUK KEMASAN MAKANAN

Cara membaca label nutrisi makanan
www.goredforwomen.org
Apa sih yang kamu lihat waktu mutusin beli produk makanan kemasan? Selain brand, yang paling sering dilihat adalah harga dan tanggal kadaluwarsa. Jarang banget kita perhatiin label Informasi Nilai Gizi (ING) yang ada di belakang produk.

Dari hasil penelitian yang dilansir dari kompas.com nyebutin kalau label kemasan yang paling banyak mendapat perhatian adalah label halal sekitar 36,5%, waktu kadaluwarsa 34,9%, nama produk 20,6% dan komposisi bahan makanan 7,9%.

Label nutrisi ini bisa ngebantu kita buat mastiin kalo nilai gizi dari makanan tersebut bisa memenuhi kebutuhan. Kita juga lebih mudah buat ngebatesin asupan gula, garam dan lemak yang masuk ke tubuh. Karena ke tiga nutrisi tersebut kalau berlebihan bisa jadi penyebab penyakit degeneratif seperti diabetes, hipertensi, kanker, jantung dan strok.

Nah, dengan baca ING, kita bisa jadi konsumen cerdas dengan milih makanan kemasan yang sesuai untuk tubuh. Kalo ING dan komposisi makanan nggak jelas kita masih bisa lho, buat pertimbangin ulang jadi atau nggaknya beli produk makanan kemasan.

Nutrition Fact

Informasi nilai gizi atau nutrition fact biasanya nyantumin takaran saji (serving size), jumlah sajian per kemasan dan kandungan bahan makanan mulai dari energi total, protein, lemak total, karbohidrat dan kandungan mikronutrien lain seperti kalsium, vitamin, fosfor dan vitamin. 

How to Read Nutrition Label

Baca Takaran Saji
Perhatiin takaran saji (serving size) yang ada di label paling atas. Takaran saji adalah berat atau volume makanan satu kali konsumsi. Di bawahnya ada jumlah sajian per kemasan. Kalo buat makanan biasanya ditulis dalam 45 gram dalam 1 kemasan. Buat cairan seperti susu biasanya ditulis 200 ml.

Pada dasarnya ING ditulis per takaran saji bukan per kemasan. Jadi jangan sampe terkecoh ya. Bisa jadi nih pas liat energi totalnya kecil kita langsung aja ambil makanan. Padahal kalo dihitung secara detail ternyata energinya lebih besar. Misalnya di label biskuit nyantumin kalo jumlah sajian per kemasan 4 dan jumlah energi total 100 kkal. Berarti kita bakal ngonsumsi 4x100 kkal = 400 kkal kalo ngabisin biskuit dalam satu waktu.

Comparing Product 

Di era sekarang ini banyak orang lebih peduli terhadap kesehatan dengan memperhatikan konsumsi makanan yang mereka makan. Nggak heran kadang kita lebih milih makanan yang berlabel low fat, low sugar dan low salt. Tapi sebaiknya jangan hanya liat label aja, perhatiin langsung ING-nya buat negbuktiin kebenarannya. 

Membaca Label Nutrisi Makanan

Cara bandingin produk mana yang kandungan energinya lebih rendah, coba lihat dulu takaran sajinya. Produk makanan kemasan harus punya takaran saji yang sama. Misalnya, bandingin antara produk susu A yang mengandung lemak jenuh 2 gram dalam 200 ml. Susu B mengandung lemak jenuh 1,5 gram dalam 100 ml. Kita bisa pilih susu B yang kandungan lemaknya lebih rendah.

Jumlah Per Sajian

Infromasi gizi yang wajib ada energi total, protein, lemak total, karbohidrat total dan tambahan nutrisi lainnya. Kandungan natrium dan lemak total yang kurang dari 1 gram biasanya nggak dicantumin. 
Cara Membaca Label Nutrisi Makanan
commons.wikimedia.org
Energi total nunjukin berapa banyak energi yang kita dapet dari satu porsi makanan kemasan. Produk bisa dibilang rendah energi bila kurang dari 40 kalori per saji, sedang 100 kalori dan tinggi kalo lebih dari 400 kalori per saji.

Kalori dari lemak (Calories from fat), berapa banyak kalori dari makanan yang berasal dari lemak. American Diabetes Association merekomendasi asupan energi dari lemak per hari nggak boleh lebih dari 30%. Asupan lemak yang berlebihan bisa jadi penyebab penyakit kardiovaskuler, obesitas dan diabetes.  

Lemak total (total fat) adalah jumlah keseluruhan lemak baik lemak jenuh, lemak trans dan lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh sendiri terdiri dari lemak tak jenuh tunggal maupun lemak tak jenuh ganda. Lemak jenuh ada pada bahan makanan seperti mentega, margarine, susu full cream, kelapa dan minyak. Lebih baik hindari lemak jenuh dengan milih produk yang kandungan lemaknya rendah atau di bawah 5%.

Jumlah kolesterol (cholesterol) nunjukin berapa banyak jumlah kolesterol total yang terdiri dari HDL (High Density Lipoprotein) dan LDL (Low Density Lipoprotein) tiap sajian. Sebaiknya hindarin konsumsi kolesterol lebih dari 300 mg per hari. Natrium (sodium) merupakan jumlah garam tiap porsi. Konsumsinya nggak lebih dari 2.000 mg per hari atau 2 gram (1 sendok teh).

Jumlah karbohidrat makanan terdiri dari karbohidrat sederhana, karbohidrat kompleks, gula dan serat. Menurut Departemen Kesehatan (Depkes) RI, konsumsi gula sehari sebaiknya nggak lebih dari 3-4 sendok makan atau setara 25 gram. Konsumsi gula yang tinggi bisa jadi penyebab diabetes. Secara spesifik gula rendah <5gram dan bebas gula <0,5 gr.

Perhatiin total karbohidrat produk kemasan, makin dekat nilai gula dengan nilai total karbohidrat maka makin sedikit seratnya. Untuk makanan yang nggak mengandung potein, kita bisa tambahin makanan lain yang mengandung protein.

Mikronutrien
Mikronutrien terdiri dari sejumlah vitamin, kalsium, zat besi, zink, magnesium, fosfor, yodium dan selenium. Beberapa zat gizi tersebut memang nggak dihasilkan dari dalam tubuh kita tapi didapat dari konsumsi di luar tubuh. Kita bisa milih produk susu dengan kandungan kalsium tinggi. Kandungan kalsium pada susu bisa ngasih kecukupan gizi sampe 70% lho. Pilih makanan dan minuman yang mengandung semua vitamin dan mineral. Untuk nutrisi mikronutrien bisa diatas 20% AKG.

Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Daily Values
Angka kecukupan gizi (AKG) yang ada pada label berfungsi untuk ngebantu kita buat ngasih informasi berapa kebutuhan nutrisi yang bisa terpenuhi dari produk makanan tersebut. Kebutuhan kalori manusia berbeda-beda tapi biasanya berkisar 2000 kalori. Porsi kebutuhan individu kita setiap hari terdiri dari 40% untuk kebutuhan karbohidrat, 30% protein dan 30% untuk lemak.

Jadi, waktu kita membeli produk makanan atau minuman kemasan persentasenya harus dibawah batas tersebut agar bisa memenuhi konsumsi bahan makanan lain yang diperlukan tubuh. Idealnya untuk makanan kemasan zat gizi karbohidrat, protein, lemak dari makanan kemasan berada di bawah 20% AKG.


0 komentar: